Apa kabar?

Sambil menahan pipis, pagi yang cerah karena kemarennya ujan ini bikin tangan gatel pengen garukin tangan ke keyboard nulis. Biasa, kalo lagi semangat 'pengen' (itu kalimat pengen sengaja dikutip biar ambigu) nulis jangankan nahan pipis, nahan perasaan ini-biar-neng-aja-yang-sadar-sendiri aja abang jabanin, neng.

Paragraf ketiga baru sadar kalo gue juga ga tau temanya apaan ni.

Paragraf keempat baru sadar gue nyapa 'apa kabar' macem sebelum mau ngasih penyuluhan MLM ke mahasiswa-mahasiswa baru kenal dunia. Yaudah sih. Siapa tau yang baca blog dapet kapal pesiar.

Niatnya ketika login ke blogger sih cuma pengen liat update-update dari blog yang gue subscribe, eh abis baca hati serasa digaruk pake penggaruk punggung (yang bentuknya kayak tangan itu, tau ga?) buat update juga. Ya siapa tau, dari iseng-iseng nulis, tiba-tiba entar di kolom komen ada nawarin duit 1 milyar, kan mana tau. Terus dibawahnya lagi ada komen dari mama, lagi di kantor polisi, minta isiin pulsa 1rb. #MamaTernyataPake3 #MamaMintaPulsaMerambahDuniaBlogger
 well spent day.
"Masa mudanya dikikis oleh
tanggung jawab dan kata-kata pengharapan.
Habis."
 "my butt itch and that's a nice window to piss OCD people"

So, i've decided to write in english in my blog. Not because i finally can, but it's because i finally want it. But i'm no Shakesphere, so pardon for my limited words.

These past weeks, i've been thinking about doing something new. You knew that i'm the type that can't doing same stuff over and over without being crazy prick, right? So i decided to do a new stuff for the sake of sanity, and boredom.

Until one day some thought chirp in my head, "look around you, there's nothing in it and you don't have a penny in your pocket, what can you do? What can they do to help you?" Seriously, this thought really crossed my mind and left me depressed. Yeah, how i can do a new stuff if there's new stuff?

Hoaam

Aduh baru pulang liburan nih, jadi maaf ya kalo dibuka dengan nguap. *sombongnya dari awal postingan* *padahal dompetnya kering kek bibir panas dalam*

Yongkru, gue baru pulang liburan. Sebenarnya mau sekalian nulis gue liburan kemana aja, pamer-pamer foto dan video, dan lain-lain. Tapi berhubung potonya di kamera orang semua jadi ditunda dulu. Hehe.

Jadi ceritanya setelah pulang liburan, ada beberapa hal yang terlewat dan (sedikit) buat nyesel sendiri. Apa itu? Nanti sajalah.

Udah dulu ya. Postingan ini postingan pamer aja kok.
Daaah.

Haihai.

ekspektasi liburan ke pantai kemaren

Lebaran kemarin gue habiskan dirumah keluarga di Krui, Lampung, yang ternyata gak semengasyikan seperti ketika gue datang enam bulan yang lalu. Pantai-pantainya sudah dipetak-petakin sama warga lokal. Gila, serasa dia aje yang gali lobang terus ngisi aernya sampe jadi laut. Ck.

Dan yang bikin gak asik kedua adalah: Rame. Abis. Gue curiga itu bukan pantai, tapi pasar yang ada kolam aernya. Rame abis. Gue gak suka pantai yang terlalu rame, soalnya yang rame itu pasti kotor. Dan memang benar, orang-orang membuang sampah sembarangan kek ada aja tukang sampah yang mau ngambil sampah terus nagih bayaran sampah kesitu.

Uhm.
 
Besok gue udah berangkat ke Lampung sama keluarga. Kalo dipikir-pikir, agak males juga ikut mudik ginian karena gue jadi gak bisa silaturahmi ke rumah-rumah teman, ngabisin nyicipin kue, ngocok-ngocokin minuman bersoda di ruang tamu orang, dan makan model beserta pempek di rumah @RDeridho yang terkenal pake cheat infinite saking banyaknya enaknya.

Tapi kumpul sama keluarga juga hal yang jarang, dan ini merupakan kesempatan untuk meraup THR, ya itung-itung nutupin rugi beli baju-baju buat lebaran.
 
 antara belanja bulanan sama belanja lebaran beda tipis.
 
Haihai.

Akhirnya ada niat buat nulis lagi. Sebelum-sebelumnya keknya males banget buka blog. Entah males nulis, males liat tampilan gitu-gitu aja, atau memang gak ada koneksi ke internet. Gue juga gak ngerti.



Benar, beberapa bulan ini gue hidup dengan koneksi internet yang kek orang gak bisa berenang masuk ke kolam: timbul tenggelam. Entar ada, entar ngilang. Bisa beberapa kali ngakses ke internet pun karena belas kasihan kakak, kalo enggak gue gak bakal tau bahwa FPI kabarnya nabrak motor orang ampe kegeret. *nasib gak suka nonton tipi* *beritanya dari social media semua*

Jadi ceritanya ini udah Ramadhan aja lagi. Gak kerasa ya. Tiba-tiba aja gue udah naik semester 5. Gue memang ngerasa waktu udah gak kelacak lagi. Mungkin suatu hari ketika bangun pagi gue sudah menemukan anak gue udah 2 dan yang paling besar udah masuk SD. Saking gak kelacaknya lagi waktu.


 
anakku bisa perkalian 4??

Umm.

Rasanya gue tau rasanya jadi koral di pinggir jalan.

Hari ini gue ada di kampus, membawa tas, mata melek, semangat, padahal dalam keadaan sedang tidak ada perkuliahan. Kalo dibandingkan dengan hari biasa, ketika ada perkuliahan: datang males-malesan, gak bawa tas, dan mata segaris, bisa dimengerti bahwa pola hidup ini terbalik.

Sebenarnya memang dari rumah niatnya ke kampus memang mau nulis di blog, download beberapa file, kemudian pulang sambil tersenyum bahagia. Tetapi di tengah jalan terjadi hal luar biasa yang mempengaruhi keseluruhan rencana ini. Ditilang. Karena ngelanggar lampu merah. Yes.

Baru kali ini gue ditilang karena gini.
Heiho.

Yak akhirnya selesai juga semuanya, mulai dari project #30DaysToMoveOn yang keren abis (dan tidak sesuai jadwal), UAS, tugas-tugas kuliah, dan tujuan untuk datang ke kampus dan ramadan telah tiba. Sekarang tujuan hidup gue cuma satu, tidur sampe iklan sirup marjan diputar. Titik.

Gue korek satu-satu.

#30DaysToMoveOn awalnya adalah project 30 hari gue nulis tentang move on, dari 1 Juli sampe 30 Juli, satu hari satu tulisan. Tadinya.

Dan kenyataan (dan dosen) berkehendak lain.

Hari ini gue berkali-kali narik nafas panjang sambil beresin kamar yang udah gak karuan ini. Rasanya udah lama sekali kamar ini gak dihuni, dan penghuni sebelumnya anak kecil yang mainannya banyak. Udah debuan, barang-barang bertebaran kek lagi obral pasar loak.

Kalo lagi kek gini, jadi keinget iklan yang 'ada barang tidak berguna? Jual saja!'  Barang-barang gak penting, tapi sayang dibuang menuhin kamar tapi kadang-kadang pengen diliat lagi tapi ngeselin udah terlalu banyak. Manusia. Barang-barang yang kek gini, sampah penuh memori.

Selagi beresin kamar, gue narik nafas panjang karena sebulan ini rasanya gue sesak, dan hari ini rasanya baru kerasa lega, sedikit. Sehingga narik nafas panjang serasa minum es dogan ketika dengkul udah kelampau kopong. Bikin kuat lagi, seger lagi.

Dan selagi membereskan -- lebih tepatnya menyempilkan -- semua barang ke dalam lemari kecil, yang nanti kalo dibuka bakal melemparkan berbagai benda yang berbahaya bagi muka, gue ngeliat ke arah pigura besar yang di dinding depan gue.